Minggu, 27 November 2011

CERITA JOMBLO NO MORE

Judul               : Jomblo No More
Sinopsis
JOMBLO NO MORE
Sambil bersenandung kecil, Luna, cewek chubby yang punya senyum paling manis, mata bulat paling bening dan rambut lurus sebahu paling rapi memasuki sekolahnya, SMA Bima Sakti. Kebiasaan luna yang selalu tersenyum untuk mengawali hari-harinya dengan senyuman. Di dalam kelas 2 IPA-1, kelas Luna dengan cepat Luna memeriksa laci mejanya sekuntum mawar merah lagi-lagi tergeletak di situ tanpa tahu siapa pengirim mawar tersebut.
Bel istirahat berbunyi Luna dan Regina duduk di sebuah kursi di sudut kantin. Mereka tampak asik dengan makanan dan minumannya. Lalu Regina bertanya pada Luna, Lun lo masih belum tahu siapa yang ngirimin elo mawar tiap hari? Luna menggeleng tanpa bicara. Datang seorang cowok bernama Bryan, lalu dengan tingkt PD yang sungguh diluar batas kewajaran manusia normal, Bryan berkata, “Gue suka sama lo! Lo mau jadi cewek gue nggak?” Luna curiga pada Bryan. Jangan-jangan cowok itu juga yang naruh bunga di laci gue setiap pagi? Batinnya kemudian, tanpa banyak bicara, Luna menyambar botol softdrinknya, lantas memuncratkan isinya tepat ke muka Bryan.
Tanpa disadari sebelumnya, tiba-tiba pundaknya dirangkul oleh seorang cowok dari belakang, Rhonan. Heh siapa lo?! Jangan sok akrab deh lo! Bel masuk berbunyi istirahat telah usai, Luna pun masuk ke dalam kelasnya. Di laci mejanya juga Luna menemukan sesuatu yang mencurigakan: setangkai mawar merah kali ini pada tangkai mawar itu, ada secarik kertas berwarna merah muda yang ditempel menggunakan selotip lalu dibacanya sebuah kalimat yang tertera pada kertas berwarna merah muda tersebut “with love, from Ronan………” dengan perasaan marah Luna membuang bunga dan diinjaknya.
Hari ini Luna berangkat sekolah seperti biasa, Luna juga mengawali harinya dengan sebuah senyum, belum sempat Luna berjalan ngelewatin separuh halaman sekolah, tiba-tiba dikejutkan oleh sebuah teriakan yang memangil-manggil namanya dari lantai dua “Luna Gue sayang elo!” pekik Ronan dari lantai atas.

Pino dan Bone ada di ujung kanan dan kiri lantai atas tersebut, masing-masing menggenggam seutas tali yang saling berhubungan. Tali itu saling mengikat sebuah spanduk yang terlihat digulung dan dilepaskan tali itu dan gulungan spanduk membuka tampaklah tulisan “BE MY GIRL!!! Ingin rasanya Luna patahin hidung Ronan saat itu juga, batin Luna.
Mama Luna terkejut mendengar pengakuan Luna “ngebentak cowok ?” Tanya mama, Luna mengangguk lesu, “Lun, mama kecewa sama kamu, kenapa kamu malah ngebentak-bentak orang yang sayang sama kamu? Kalau kamu nggak suka, kamu tinggal nolak dia secara pelan-pelan, nggak perlu ngebentak-bentak segala. Pokoknya kamu harus minta maaf padanya. Luna mengangguk. “Rumah makan sepi ma?” Tanya luna, mama ngangguk lemas “Kalau begini caranya lama-lama mama bisa bangkrut Lun! “Mama kok bilang gitu sih? Luna baru inget, Regina ngasih ide yang bagus banget buat rumah makan kita”, apa Lun?” “buat menarik anak-anak muda, gimana kalau kita ngadain acara musik tiap malem minggu?” “terserah kamu Lun”.
Ronan mendengar kalau akan diadakan acara musik di rumah makan Luna, walaupun Ronan nggak bisa nyanyi dan main musik namun Ronan tetap ikut mendaftar dan dalam waktu 1 minggu Ronan belajar habis-habisan untuk dapat tampil di rumah makan Luna sekaligus untuk dapat menarik simpati dari Luna, dan pada hari itu Luna berulang tahun.
Ronan udah berada di dalam kamar Luna setelah meminta izin pada mama Luna untuk menghiasi dinding kamar Luna bermotif polkadot, motif yang sangat disukai Luna, Ronan mengerjakan seorang diri setelah beberapa saat kemudian Ronan telah berhasil melapisi dinding kamar Luna. Setelah itu Ronan meletakkan sebuah bungkusan besar di atas tempat tidur Luna. Ronan pun pergi, Luna membuka pintu kamarnya, keadaannya gelap, jendela-jendela ditutup rapat. Luna menekan tombol untuk menyalakan lampu yang berada di samping pintu. Kemudian bersamaan dengan nyala lampu di kamar itu, sebuah kertas panjang tergantung dari langit-langit, dan menjulur sampai ke lantai. Terdapat tulisan berwarna-warni yang tersusun secara vertical pada kertas itu
Happy Birthday Luna!

Ringtone handpone Luna berdering. Sebuah panggilan, lalu menatap layarnya sejenak, nomor nggak dikenal. Dengan ragu-ragu, Luna mengangkatnya “Selamat Ulang Tahun Lun!!!”. Setelah itu hand pone dimatikan. Setelah beberapa saat terdengar suara gaduh dari luar, mama, Luna dan Regina langsung bergegas menuju rumah makan.
Puluhan, atau mungkin ratusan anak muda terlihat ngumpul di rumah makan itu. Ronan menyanyikan sebuah lagu untuk mengutarakan isi hatinya pada Luna walau suara yang sangat pas-pasan, Ronan mengatakan “Luna gue saying elo?” Luna tersenyum manis dan menganggukkan kepala. Ronan pun berteriak “Gue diterima………!!!”

Perwatakan
Luna    : Galak tapi baik
Ronan  : Tidak mudah putus asa
Regina : Baik
Pino     : Baik, culun
Bone    : Kuirang ajar
Mama  : Baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar